RSS

Miracle of Love

bulan ini..bulan yang harus diingat dalam memori sama dia.. :)
di bulan ini ,aku harus selalu banyak tersenyum....
Tuhan, jika kau ijinkan kami untuyk bersatu..maka satukan kami di waktu yang teoat..
tapi jika kau tidak mengijinkan untuk kami bersatu, maka biarlah kami bahagia atas jalan yang Kau berikan kepada kami..
Biarkan Rasa cinta dan sayang kami tetap ada dalam hati kami.. ya Allah, aku monon bimbingan-Mu untuk terus melanjutkan hidup dan cita-citaku di waktu yang tersisa ini.
Aku percaya, bahwa keajaiban Cinta akan bicara pada waktunya.. Dan hanya cinta sejati yang dapat berdiri diatas keajaiban cinta.
Tuhan hati ini ingin menjerit, menangis.. menjerit dan menangisi apa yang sudah aku lukis dengan dia, apa yang sudah aku bangun dengan dia.. Berilah semangat pendidikan dalam hati aku ya Allah, perjalananku masih kurang 2 Tahun lagi...
Aku ingin menahan air mata ini ya Allah, untuk tidak terus keluar, tapi rasa dalam hati tak mampu berbohong.. aku mencintainya dan menyayanginya sungguh.Yya Allah, tuntunlah aku kejalan yang benar Ya Allah, jadikan aku manusia yang berinsan sehingga dapat membahagiakan keluargaku. :) ... Sesuai apa yang pernah aku omongkan, aku tak bisa jika tanpa dia,,, aku gak akan pernah bisa mencintai dan menyayangi orang lain seperti pada dia ...tapi jika kenyataan tidak berpihak padaku, maka biarkan aku bahagia meski tanpa dia Ya Allah. Aku percaya keajaiban cinta itu akan datang padaku. :)
Aku tak tega melihat keluarganya yang seperti itu ya Allah... sangat mencintaiku, sangat sayang padaku. aku tak tega untuk meninggalkan keluarganya :( .... Siang ini aku hanya ingin menjerit, menjerit atas nama cinta di hati aku.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

BAHAYA MIE INSTAN

Bahaya Mie Instan bagi kesehatan tubuh - Bagi anda yang hobi mengkonsumsi Mie Instan sebaiknya mulai mengurangi atau menghindarinya. Kepopuleran mie instan di Indonesia sudah tidak diragukan lagi. Banyak yang menjadikan Mie jenis ini sebagai makanan harian.

Selain cara penyajian yang praktis dan harga terjangkau, kelezatan mie juga menjadi alasan banyak orang menyukainya. Apalagi yang namanya anak kost, sepertinya mie instan sudah dijadikan makanan pokok setiap hari.

Namun apakah anda menyadari bahaya Mie Instan tersebut? dibalik kelezatan, harga, dan kemudahan dalam pengelolahanya, ternyata Mie Instan memiliki dampak yang kurang baik untuk kesehatan tubuh anda jika dikonsumsi secara berlebihan. Jika berlebihan maka anda bisa mengalami resiko terkena usus buntu, kanker, dan ginjal. Lagi pula, kandungan gizi, vitamin, dan protein makanan yang satu ini tidak bisa menggantikan nasi dan lauk pauk lengkap.


bahaya mie instan

Bahaya apa saja yang bisa diakibatkan oleh Mie Instan ini?

Mie Instan mengandung lilin

Tenyata Mie Instan mengandung lilin yang tentu saja berbahaya bagi tubuh. Kandungan lilin tersebut yang membuat mie tidak lengket satu sama lain. Sementara itu tubuh kita mengalami kesulitan untuk mencerna zat lilin tersebut. Waktu yang dibutuhkan tubuh untuk mencerna lilin sekitar 2 hari.

Hal ini yang bisa menyebabkan ganguan kesehatan pada pencernaan dan bahkan bisa berujung pada pembentukan sel-sel kanker.

Mengandung Natrium berlebih yang berbahaya untuk penderita Maag dan Hipertensi


Selain lilin, ternyata Mie Instan juga mengandung Natrium yang cukup tinggi. Natrium ini berbahaya bagi penderita Maag. Hal tersebut dikarenakan kandungan natrium yang tinggi bersifat menetralkan lambung sehingga lambung akan mensekresi asam yang lebih banyak untuk mencerna makanan. Akibatnya, asam lambung akan naik dan terjadilah pengikisan dinding lambung. Untuk penderita hipertensi, kandunagn natrium ini cukup berbahaya karena dapat meningkatkan tekanan darah.

Zat-zat berbahaya lainya

Mie instan juga mengandung zat-zat berbahaya lainya yang tidak kita sadari keberadaanya. Maka kita harus jeli dalam mengamati kandungan tersebut, zat tersebut diantaranya terdapat pada:

1. Bumbu dan pelengkap
Bumbu yang membuat Mie instan jadi nikmat biasanya berbahan MSG atau vetsin. Permasalahanya terdapat pada media mikrobial, yaitu media yang digunakan untuk mengembangbiakkan mikroorganisme yang berfungsi memfermentasi bahan baku vetsin.

Bukan hanya itu terdapat pula bahan penggurih yang berupa HVP dan Yeast Extract. HVP atau hidrolized vegetable protein adalah jenis protein yang dihidrolisasi dengan asam klorida ataupun dengan enzim. Hal yang patut dipertanyakan adalah sumber enzim. Apakah berasal dari hewan, tumbuhan atau mikroorganisme. Kalau hewan tentu harus jelas hewan apa dan bagaimana penyembelihannya. Sedangkan yeast extract yang menjadi titik kritis adalah asam amino yang berasal dari hewan.


2. Bahan penambah rasa
Biasanya mie yang dijual tersedia dalam berbagai rasa, biasanya menggunakan flavor. Bahan inilah yang akan memberi rasa mie, apakah ayam bawang, ayam panggang, kari ayam, soto ayam, baso, barbequ, dan sebagainya. titik permasalahanya terdapat pada sumber flavor. Jika flavor bersumber dari hewan, tentu harus jelas jenis dan cara penyembelihannya. Apalagi flavor yang berasal dari rambut  maupun bagian lain dari tubuh manusia, statusnya tentu saja haram.
Hal tepenting yang harus anda perhatikan “Peringatan bagi kita semua bahwa Mie Instan tidak boleh dimasak bersamaan dengan bumbunya karena MSG yang terkandung didalamnya bila dimasak diatas suhu 120°C akan berpotensi menjadi Karsinogen Pembawa Kanker. Perhatikan prosedur penyajian pada bungkus Mie Instan, semua menganjurkan agar masak mie dulu baru ditaburi bumbu atau bumbunya di taruh di mangkok”
Jika anda terpaksa untuk  mengkonsumsi Mie maka coba mengikuti tips berikut, cara memasak Mie Instant yang baik dan benar :
  • Pada saat memasak mie, air rebusannya jangan digunakan untuk kuah mie.
  • Air rebusan pertama dibuang, kemudian jika perlu diberi kuah, gunakan air panas/hangat lain (misal dari termost) yang tidak tercampur mie saat memasaknya.
  • Atau, masak mie instan sambil diaduk-aduk, buang air rebusan mie, masak kembali mie instan dengan air mendidih yang baru, masak sampai mie matang dan mie siap diberi bumbu.
Meskipun demikian ada baiknya anda tidak mengkonsumsi Mie instan secara rutin setiap hari. Hal ini mengingat bahaya mie instan bagi kesehatan tubuh anda. Jika mie tidak dikonsumsi setiap hari dan menggunakan metode memasak di atas, kemungkinan sedikit aman dan mengurangi resiko berbahaya tersebut.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

DAMPAK BAHAYA VETSIN, MEMATIKAN SYARAF


Diketahui masyarakat ekonomi menengah banyak mengkomsumsi glutamat eksogen berupa garam monosodium glutamat (lebih dikenal dengan vetsin) sebagai penyedap makanan. Sebagian dari mereka sering mengeluh sakit kepala (sefalgia) yang dikenal dengan “CHINESE RESTAURANT SYNDROME".

Mekanisme depolarisasi membran neuronal (saraf) dibawah pengaruh glutamat sehingga terjadi permeabilitas terhadap ion Na, ion Ca dan air, sehingga terjadi masuknya ion Ca ke sel (peningkatan ion Ca intraseluler), merupakan fase awal dan fase lanjut kematian sel. (The early and late phases of glutamate – like Neurotoxity).

Mekanisme dipolarisasi ini juga meningkatkan aktifasi mekanisme homeostatik “ATP dependent“ yang menyebabkan energi cadangan neuron berkurang sehingga tidak dapat mempertahankan keseimbangan ion intraseluler dan ektraseluler, sehingga dapat menyebabkan awal kematian sel.

Glutamat banyak terdapat pada protein makanan nabati dan dalam bentuk garam monosodium glutamat digunakan sebagai penyedap makanan (enhancing flavour). Konsentrasi glutamat pada jaringan otak sebesar 10 mm, sebagian besar di “Synaptic Vesicles “.
Glutamat endogen ataupun berasal dari eksogen dalam konsentrasi besar merupakan neurotoxin untuk sistim saraf pusat dan ini telah dibuktikan secara histologi oleh Headley and Grillner 1990.

Heathfield 1990, melaporkan pada penderita “Sporadic Motor Neuron Diseases“ ditemukan toleransi abnormal glutamat dan didapatkan peningkatan konsentrasi plasma glutamat dengan gejala:
* Kelumpuhan kedua lengan dan atau kedua tungkai
* Gangguan berjalan / sempoyongan
* Gangguan miksi / urine
* Kelainan cairan sumsum tulang belakang ( liquor )
* Reflek fisiologis meningkat
* Pemeriksaan neurofisiologik didapatkan kelainan somato sensorik evoked potensial (SSEP).
* Pemeriksaan computed tomogram ( CT ) scan dan magnetic resonance imaging (MRI) adalah normal.

Sejak tahun 1971, Olney telah melakukan penelitian pengaruh eksogen monosodium glutamat terhadap jaringan otak hypothalamus pada bayi tikus, bayi monyet, ditemukan proses pembengkakan (rapid swelling) dari sel body neuronal dan dendrit diikuti dengan perubahan degeneratif jaringan organel intraseluler dan khromatin nukleus.

Pada tahun 1978, OLNEY mempublikasikan hal tersebut sebagai excitotoxic Hypothesis/ Neurotoxicity of Exogenous Glutamate.
Schaumburg dkk 1969, mengobservasi pemakaian eksogen monosodium glutamat pada pemakan “Chinese Food" yang mengeluh sakit kepala disebut sebagai “CHINESE RESTAURANT SYNDROME", hal ini telah dibukukan dalam “ Wolff Headache“ tahun 2001.
Walaupun demikian, tahun 1970, Morselli dkk melakukan double blind trial dengan mengunakan 3 gram monosodium glutamat, tidak menemukan gejala klinis yang bermakna secara uji statistik dibandingkan dengan placebo.
Plaitakis dkk 1982, meneliti pasien-pasien gangguan metabolisme enzim hati (deficiency of hepatic glutamate dehydrogenase) didapatkan peningkatan konsentrasi glutamat plasma yang sangat berhubungan dengan (endogenous glutamate metabolism) kematian sel saraf.

Rothman dkk 1987,dan CHOI dkk 1990, mempublikasikan kerusakan jaringan otak kecil (serebellum ), batang otak (brainstem), sumsum tulang belakang (spinal cord) yang menyerupai seperti kerusakan pada penderita stroke (iskhemia) dan penderita seizure (kejang) yang relevan dengan pengaruh eksogen dan endogen glutamat.
Fungsi otak kecil (serebellum) pada manusia adalah sebagai pusat keseimbangan tubuh, pusat koordinasi gerak dan pusat menjaga tonus otot.

Dr. Andreas Harry Sp.S (K), Consultant Neurologist di Jakarta
Hanya lantaran tergila-gila pada rasa gurih dan lezat, bumbu sintetis selalu digandrungi. Seruan para ahli kesehatan selama seperempat abad ini seakan tidak pernah dipedulikan. Padahal, mereka tidak jemu mengingatkan ancaman bahan penyedap itu bagi kesehatan. Menurut penelitian terakhir dari para ahli farmakologi di Prancis, bumbu penyedap dari monosodium glutamat (MSG) bahkan dapat merusak kelenjar pankreas. Selanjutnya, kerusakan organ tubuh itu akan menggiring penderita menjadi pengidap kencing manis atau diabetes mellitus.

Tim peneliti pada Pusat Farmakologi dan Endokrinologi itu bekerjasama dengan tim dari Laboratorium Farmakologi dan Farmakodinamik Loubatieres di Montpellier, Prancis.
Mereka menemukan bahwa glutamat melakukan ikatan dengan reseptornya di dalam pankreas. Akibatnya, pankreas akan memproduksi insulin lebih banyak dari biasanya. Dengan dipacunya produksi insulin, otomatis perombakan kadar gula dalam darah mengalami peningkatan. “Itulah yang membuat glutamat bisa sebagai salah satu faktor penyebab diabetes,” kata Joel Bockaert, ketua tim penelitian gabungan itu.

Dalam penelitian yang menggunakan beberapa tikus (mencit) itu mereka mengisolasi organ pankreas binatang percobaan tersebut ke dalam tabung pembiak. Pankreas itu kemudian dibubuhi larutan glutamat yang diberikan secara invitro, atau di luar tubuh. Biakan pankreas tadi disimpan di tabung inkubator.

Dari hasil penelitian itu, ternyata pankreas yang mendapat perlakuan dengan glutamat mengeluarkan insulin lebih banyak dibandingkan dengan biakan pankreas yang tanpa glutamat. Inilah yang membuat kelenjar pankreas makin lama mengalami kerusakan.

Dalam keadaan normal, peningkatan insulin berkaitan erat dengan melonjaknya kadar gula dalam darah. Gula yang berlebih itu, dengan bantuan insulin, akan dirombak menjadi energi yang kemudian disimpan dalam jaringan tubuh seperti otot, jaringan lemak, dan hati.

Peneliti tersebut menemukan bahwa efek dari glutamat itu lebih nyata bila dibarengi tingginya kadar gula. Namun, dalam kadar gula yang rendah pun, pengeluaran insulin masih terus berlangsung jika kelebihan glutamat. Artinya, insulin yang dihasilkan itu berasal dari gertakan glutamat tadi. Sandor Erdo, ahli reseptor sel berkebangsaan Hungaria yang kini bermukim di Swedia, antara lain telah menelaah reseptor glutamat pada pankreas, kelenjar adrenal, dan hati. Menurut dia, tidak otomatis glutamat menimbulkan masalah kesehatan.

Untuk sampai menimbulkan gejala klinis, di samping dosisnya harus tinggi, juga kondisi tubuh ikut berperan. Para peneliti yang mengidentifikasi reseptor glutamat itu kini memperjelas temuan ahli neurologi yang telah mencatat sekurangnya tiga subtipe reseptor glutamat dalam susunan saraf pusat. Guna mengantarkan transmisi pesan ke dalam otak, glutamat memang diperlukan. Hanya, dalam jumlah yang berlebihan, bahan kimia itu akan berubah menjadi racun yang akan membunuh sel saraf.

Akibatnya, penderitanya sering pusing-pusing. Ini akibat adanya kematian sel saraf dan proses degeneratif.

Dalam kondisi biasa glutamat dibutuhkan karena bagian dari molekulnya, yakni asam glutamat, adalah asam amino bahan pembentuk protein dalam tubuh. Prof. Arne Schousboe, ahli peneliti di Sekolah Tinggi Farmasi di Kopenhagen, Denmark, menyambut baik hasil temuan sejawatnya itu. “Temuan itu menarik, karena pankreas tidak punya sistem penangkal seperti yang terdapat pada otak. Karena, glutamat yang diduga berbahaya pada otak selama ini bisa dihadang,” katanya.

Penelitian di Prancis itu, menurut Prof. F.G. Winarno, baru absah bila telah mendapat persetujuan dari JECFA (Joint Expert Committees on Food Additives), yaitu lembaga yang dibentuk WHO dan FAO yang khusus menangani masalah keamanan bahan makanan tambahan kimiawi. Tampaknya, hasil penelitian di Prancis itu belum tiba ke meja JECFA. “Di dunia ini sudah ratusan penelitian mengenai kontroversi MSG,” kata guru besar ilmu pangan dan gizi Institut Pertanian Bogor (IPB) itu kepada Taufik Alwie.

Apa untung-rugi mengonsumsi MSG?
Menurut bekas Ketua Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Pangan IPB itu, selama dalam takaran normal menambahkan vetsin dalam masakan tak akan merugikan kesehatan tubuh. “Malah akan membangkitkan cita rasa masakan dan menambah selera makan,” ujar Winarno.
Sementara itu, nikmatnya cita rasa makanan itu agaknya bisa membuat para konsumennya melupakan takaran MSG yang dituangkan. Apalagi gejala klinis yang ditimbulkan tidak dapat dideteksi.
Maka, tak mustahil kadar rendah MSG yang dikonsumsi makin lama menumpuk dalam tubuh. “MSG akan mengancam tubuh jika dituangkan dalam makanan dengan dosis tinggi. Tindakan itu malah membuat masakan tidak lagi lezat,” kata Schousboe.

Mengenai MSG ini, Prof. Iwan Darmansyah masih belum sepakat kalau MSG dikatakan aman. “Sebelum ada studi yang tuntas, saya tak setuju kalau dikatakan MSG tidak punya efek samping,” kata farmakolog dari Universitas Indonesia itu kepada Indrawan. Memang belum ada data secara klinis korban pemakai bumbu masak itu. Ketika seseorang mengunyah makanan, ia akan merasakan ada perbedaan antara makanan yang banyak dituangi vetsin dan yang sedikit mengandung bumbu masak itu. “Dan apakah ia bisa segera merasakan dampak MSG dalam tubuhnya?” tanya Iwan Darmansyah. Ini yang tak segera terjawab.
fn/sc/tm/suaramedia.com

keyword: bahaya vetsin, vetsin, bahaya msg bagi tubuh, bahaya mengancam lewat msg, bahaya bumbu penyedap bagi tubuh, bahaya bumbu penyedap, efek samping vetsin, bahaya vitsin, dampak vetsin, bahaya msg bagi kesehatan, efek vetsin, bahaya vetsin msg, bahaya micin, bahaya vetsin bagi kesehatan, vetsin adalah, bahaya vetsin bagi tubuh, akibat vetsin, bahan vetsin, bahaya bumbu penyedap bagi kesehatan, BAHAYA BUMBU MASAK, bahaya petsin, micin, bahaya micin bagi kesehatan, akibat kebanyakan micin, bahaya msg, bahaya vetcin, pengaruh vetsin terhadap kesehatan, akibat makan vetsin, zat yang terkandung dalam micin, dampak vitsin
DAMPAK BAHAYA VETSIN, MEMATIKAN SYARAF Diketahui masyarakat ekonomi menengah banyak mengkomsumsi glutamat eksogen berupa garam monosodium glutamat (lebih dikenal dengan vetsin) sebagai penyedap makanan. Sebagian dari mereka sering mengeluh sakit kepala (sefalgia) yang dikenal dengan “CHINESE RESTAURANT SYNDROME". Mekanisme depolarisasi membran neuronal (saraf) dibawah pengaruh glutamat sehingga terjadi permeabilitas terhadap ion Na, ion Ca dan air, sehingga terjadi masuknya ion Ca ke sel (peningkatan ion Ca intraseluler), merupakan fase awal dan fase lanjut kematian sel. (The early and late phases of glutamate – like Neurotoxity). Mekanisme dipolarisasi ini juga meningkatkan aktifasi mekanisme homeostatik “ATP dependent“ yang menyebabkan energi cadangan neuron berkurang sehingga tidak dapat mempertahankan keseimbangan ion intraseluler dan ektraseluler, sehingga dapat menyebabkan awal kematian sel. Glutamat banyak terdapat pada protein makanan nabati dan dalam bentuk garam monosodium glutamat digunakan sebagai penyedap makanan (enhancing flavour). Konsentrasi glutamat pada jaringan otak sebesar 10 mm, sebagian besar di “Synaptic Vesicles “. Glutamat endogen ataupun berasal dari eksogen dalam konsentrasi besar merupakan neurotoxin untuk sistim saraf pusat dan ini telah dibuktikan secara histologi oleh Headley and Grillner 1990. Heathfield 1990, melaporkan pada penderita “Sporadic Motor Neuron Diseases“ ditemukan toleransi abnormal glutamat dan didapatkan peningkatan konsentrasi plasma glutamat dengan gejala: * Kelumpuhan kedua lengan dan atau kedua tungkai * Gangguan berjalan / sempoyongan * Gangguan miksi / urine * Kelainan cairan sumsum tulang belakang ( liquor ) * Reflek fisiologis meningkat * Pemeriksaan neurofisiologik didapatkan kelainan somato sensorik evoked potensial (SSEP). * Pemeriksaan computed tomogram ( CT ) scan dan magnetic resonance imaging (MRI) adalah normal. Sejak tahun 1971, Olney telah melakukan penelitian pengaruh eksogen monosodium glutamat terhadap jaringan otak hypothalamus pada bayi tikus, bayi monyet, ditemukan proses pembengkakan (rapid swelling) dari sel body neuronal dan dendrit diikuti dengan perubahan degeneratif jaringan organel intraseluler dan khromatin nukleus. Pada tahun 1978, OLNEY mempublikasikan hal tersebut sebagai excitotoxic Hypothesis/ Neurotoxicity of Exogenous Glutamate. Schaumburg dkk 1969, mengobservasi pemakaian eksogen monosodium glutamat pada pemakan “Chinese Food" yang mengeluh sakit kepala disebut sebagai “CHINESE RESTAURANT SYNDROME", hal ini telah dibukukan dalam “ Wolff Headache“ tahun 2001. Walaupun demikian, tahun 1970, Morselli dkk melakukan double blind trial dengan mengunakan 3 gram monosodium glutamat, tidak menemukan gejala klinis yang bermakna secara uji statistik dibandingkan dengan placebo. Plaitakis dkk 1982, meneliti pasien-pasien gangguan metabolisme enzim hati (deficiency of hepatic glutamate dehydrogenase) didapatkan peningkatan konsentrasi glutamat plasma yang sangat berhubungan dengan (endogenous glutamate metabolism) kematian sel saraf. Rothman dkk 1987,dan CHOI dkk 1990, mempublikasikan kerusakan jaringan otak kecil (serebellum ), batang otak (brainstem), sumsum tulang belakang (spinal cord) yang menyerupai seperti kerusakan pada penderita stroke (iskhemia) dan penderita seizure (kejang) yang relevan dengan pengaruh eksogen dan endogen glutamat. Fungsi otak kecil (serebellum) pada manusia adalah sebagai pusat keseimbangan tubuh, pusat koordinasi gerak dan pusat menjaga tonus otot. Dr. Andreas Harry Sp.S (K), Consultant Neurologist di Jakarta Hanya lantaran tergila-gila pada rasa gurih dan lezat, bumbu sintetis selalu digandrungi. Seruan para ahli kesehatan selama seperempat abad ini seakan tidak pernah dipedulikan. Padahal, mereka tidak jemu mengingatkan ancaman bahan penyedap itu bagi kesehatan. Menurut penelitian terakhir dari para ahli farmakologi di Prancis, bumbu penyedap dari monosodium glutamat (MSG) bahkan dapat merusak kelenjar pankreas. Selanjutnya, kerusakan organ tubuh itu akan menggiring penderita menjadi pengidap kencing manis atau diabetes mellitus. Tim peneliti pada Pusat Farmakologi dan Endokrinologi itu bekerjasama dengan tim dari Laboratorium Farmakologi dan Farmakodinamik Loubatieres di Montpellier, Prancis. Mereka menemukan bahwa glutamat melakukan ikatan dengan reseptornya di dalam pankreas. Akibatnya, pankreas akan memproduksi insulin lebih banyak dari biasanya. Dengan dipacunya produksi insulin, otomatis perombakan kadar gula dalam darah mengalami peningkatan. “Itulah yang membuat glutamat bisa sebagai salah satu faktor penyebab diabetes,” kata Joel Bockaert, ketua tim penelitian gabungan itu. Dalam penelitian yang menggunakan beberapa tikus (mencit) itu mereka mengisolasi organ pankreas binatang percobaan tersebut ke dalam tabung pembiak. Pankreas itu kemudian dibubuhi larutan glutamat yang diberikan secara invitro, atau di luar tubuh. Biakan pankreas tadi disimpan di tabung inkubator. Dari hasil penelitian itu, ternyata pankreas yang mendapat perlakuan dengan glutamat mengeluarkan insulin lebih banyak dibandingkan dengan biakan pankreas yang tanpa glutamat. Inilah yang membuat kelenjar pankreas makin lama mengalami kerusakan. Dalam keadaan normal, peningkatan insulin berkaitan erat dengan melonjaknya kadar gula dalam darah. Gula yang berlebih itu, dengan bantuan insulin, akan dirombak menjadi energi yang kemudian disimpan dalam jaringan tubuh seperti otot, jaringan lemak, dan hati. Peneliti tersebut menemukan bahwa efek dari glutamat itu lebih nyata bila dibarengi tingginya kadar gula. Namun, dalam kadar gula yang rendah pun, pengeluaran insulin masih terus berlangsung jika kelebihan glutamat. Artinya, insulin yang dihasilkan itu berasal dari gertakan glutamat tadi. Sandor Erdo, ahli reseptor sel berkebangsaan Hungaria yang kini bermukim di Swedia, antara lain telah menelaah reseptor glutamat pada pankreas, kelenjar adrenal, dan hati. Menurut dia, tidak otomatis glutamat menimbulkan masalah kesehatan. Untuk sampai menimbulkan gejala klinis, di samping dosisnya harus tinggi, juga kondisi tubuh ikut berperan. Para peneliti yang mengidentifikasi reseptor glutamat itu kini memperjelas temuan ahli neurologi yang telah mencatat sekurangnya tiga subtipe reseptor glutamat dalam susunan saraf pusat. Guna mengantarkan transmisi pesan ke dalam otak, glutamat memang diperlukan. Hanya, dalam jumlah yang berlebihan, bahan kimia itu akan berubah menjadi racun yang akan membunuh sel saraf. Akibatnya, penderitanya sering pusing-pusing. Ini akibat adanya kematian sel saraf dan proses degeneratif. Dalam kondisi biasa glutamat dibutuhkan karena bagian dari molekulnya, yakni asam glutamat, adalah asam amino bahan pembentuk protein dalam tubuh. Prof. Arne Schousboe, ahli peneliti di Sekolah Tinggi Farmasi di Kopenhagen, Denmark, menyambut baik hasil temuan sejawatnya itu. “Temuan itu menarik, karena pankreas tidak punya sistem penangkal seperti yang terdapat pada otak. Karena, glutamat yang diduga berbahaya pada otak selama ini bisa dihadang,” katanya. Penelitian di Prancis itu, menurut Prof. F.G. Winarno, baru absah bila telah mendapat persetujuan dari JECFA (Joint Expert Committees on Food Additives), yaitu lembaga yang dibentuk WHO dan FAO yang khusus menangani masalah keamanan bahan makanan tambahan kimiawi. Tampaknya, hasil penelitian di Prancis itu belum tiba ke meja JECFA. “Di dunia ini sudah ratusan penelitian mengenai kontroversi MSG,” kata guru besar ilmu pangan dan gizi Institut Pertanian Bogor (IPB) itu kepada Taufik Alwie. Apa untung-rugi mengonsumsi MSG? Menurut bekas Ketua Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Pangan IPB itu, selama dalam takaran normal menambahkan vetsin dalam masakan tak akan merugikan kesehatan tubuh. “Malah akan membangkitkan cita rasa masakan dan menambah selera makan,” ujar Winarno. Sementara itu, nikmatnya cita rasa makanan itu agaknya bisa membuat para konsumennya melupakan takaran MSG yang dituangkan. Apalagi gejala klinis yang ditimbulkan tidak dapat dideteksi. Maka, tak mustahil kadar rendah MSG yang dikonsumsi makin lama menumpuk dalam tubuh. “MSG akan mengancam tubuh jika dituangkan dalam makanan dengan dosis tinggi. Tindakan itu malah membuat masakan tidak lagi lezat,” kata Schousboe. Mengenai MSG ini, Prof. Iwan Darmansyah masih belum sepakat kalau MSG dikatakan aman. “Sebelum ada studi yang tuntas, saya tak setuju kalau dikatakan MSG tidak punya efek samping,” kata farmakolog dari Universitas Indonesia itu kepada Indrawan. Memang belum ada data secara klinis korban pemakai bumbu masak itu. Ketika seseorang mengunyah makanan, ia akan merasakan ada perbedaan antara makanan yang banyak dituangi vetsin dan yang sedikit mengandung bumbu masak itu. “Dan apakah ia bisa segera merasakan dampak MSG dalam tubuhnya?” tanya Iwan Darmansyah. Ini yang tak segera terjawab. fn/sc/tm/suaramedia.com keyword: bahaya vetsin, vetsin, bahaya msg bagi tubuh, bahaya mengancam lewat msg, bahaya bumbu penyedap bagi tubuh, bahaya bumbu penyedap, efek samping vetsin, bahaya vitsin, dampak vetsin, bahaya msg bagi kesehatan, efek vetsin, bahaya vetsin msg, bahaya micin, bahaya vetsin bagi kesehatan, vetsin adalah, bahaya vetsin bagi tubuh, akibat vetsin, bahan vetsin, bahaya bumbu penyedap bagi kesehatan, BAHAYA BUMBU MASAK, bahaya petsin, micin, bahaya micin bagi kesehatan, akibat kebanyakan micin, bahaya msg, bahaya vetcin, pengaruh vetsin terhadap kesehatan, akibat makan vetsin, zat yang terkandung dalam micin, dampak vitsin

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Jenis Makanan Untuk Diet Golongan Darah AB




Jenis Makanan Untuk Diet Golongan Darah AB -- Jenis makanan tertentu dapat menguntungkan mereka yang memiliki golongan darah tertentu. Pendekatan cara diet berdasarkan golongan darah sedang populer belakangan ini.
Diet-diet khusu telah dikembangkan khusus untuk masing-masing golongan darah O, A, B dan AB. Diet berdasarkan golongan darah tersebut tidak bergantung pada faktor RH, yang menentukan apakah anda termasuk RH negatif atau positif.
Menjalankan diet berdasarkan jenis golongan darah anda merupakan sebuah teori dan belum didukung oleh data yang ilmiah. Penelitian-penelitian dimasa depan mengenai hal ini masih ditunda dan belum menemukan hasil. Sebelum memulai jenis diet baru atau membuat perubahan terhadap rencana diet yang sedang anda jalankan, ada baiknya anda berkomunikasi terlebih dahulu dengan penasehat kesehatan anda.
Diet Untuk Golongan Darah AB
Golongan darah AB dipercaya sebagai golongan darah hasil evolusi. Mereka yang memiliki golongan darah AB dipercaya memiliki produksi asam hidroklorik atau asam lambung yang sedikit.
Kondisi ini sebetulnya menyerupai kondisi yang ditemukan pada mereka yang memiliki golongan darah A, menurut Michael Lam, M.D.
Michele Lam menjelaskan lebih lanjut bahwa mereka yang tergabung dalam populasi golongan darah A umumnya mengalami kesulitan untuk memetabolisme daging karena kandungan asam lambungnya yang rendah.
Untuk mendapatkan asupan protein yang cukup, konsumsi makanan yang tinggi protein seperti tahu, kacang-kacangan, dan polong-polongan sangat diperlukan. Makanan-makanan ini sebaiknya tidak dikonsumsi dalam jumlah yang terlalu banyak.
Jenis Makanan Untuk Diet Golongan Darah AB

Produk-produk susu

Produk-produk susu, termasuk telur, keju kambing, susu dan produk susu rendah lemak, dapat dikonsumsi/ditoleransi dengan baik oleh mereka yang berasal dari populasi bergolongan darah AB. Produk-produk ini merupakan produk yang memiliki sifat yang cenderung basa, sehingga lebih sedikit asam yang akan masuk ke dalam lambung. Jenis produk susu tertentu harus dihindari.
Contoh jenis produk susu yang termasuk dalam kategori yang harus dihindari adalah berbagai jenis produk susu yang tinggi lemak, seperti whole milk dan buttermilk. Secara keseluruhan, mereka yang bergolongan darah AB memiliki pilihan variasi produk susu yang lebih banyak untuk dikonsumsi apabila dibandingkan dengan orang dari tipe golongan darah lain. Menurut Dr. Peter J. D'Adamo. Mereka dengan golongan darah AB dapat mengkonsumsi kebanyakan produk susu kecuali produk susu yang tinggi lemak.

Sayuran

Mereka yang memiliki golongan darah AB berbeda dibandingkan dengan mereka yang memiliki golongan darah lainnya. Pada saat dibutuhkan mereka yang bergolongan darah AB dapat menerima sumbangan transfusi darah dari individu dari golongan darah apapun. Namun, mereka yang memiliki golongan darah AB dipercaya memiliki sistem imun yang lebih rendah dibandingkan mereka yang bergolongan daraha lain.
Untuk mendukung sistem imun yang sehat, makanan yang dikonsumsi harus memiliki banyak kandungan vitamin dan mineral. Sayuran mengandung sebuah komponen yang disebut fitokimia yang dapat mendukung kesehatan sistem imun. Selain itu, sayuran pada umumnya memiliki kadar asam yang rendah sehingga lambung dapat mentoleransi berbagai jenis sayuran dan dengan sempurna dapat memetabolismenya dalam tubuh. Sayuran dalam bentuk rebusan atau hasil kukusan disaranknan untuk dikonsumsi sebanyak lima kali sehari seperti yang tertulis pada website University of Oregon.

Karakteristik dan Cara Diet Golongan darah AB

Antigen yang banyak, membuat golongan darah AB kadang-kadang menyerupai golongan darah A dengan asam lambung yang lemah, dan kadang-kadang menyerupai golongan darah B yang didesain secara genetik untuk mengkonsumsi daging.
Tipe AB akan mencapai kondisi terbaik saat jaringan-jaringan otot bersifat alkali. Tipe AB tidak bisa mencerna daging dengan efisien karena rendahnya kadar asam lambung.
Selain itu, perhatikan juga porsi dan frekuensi konsumsi daging Anda. Ayam juga mengandung lectin yang bisa mengiritasi darah dan saluran pencernaan.
Tahu merupakan sumber protein terbaik bagi golongan darah ini. Selain itu, bisa juga makan kacang-kacangan dan biji-bijian dalam jumlah kecil.
Golongan darah AB bisa mentoleransi produk-produk susu dengan cukup baik. Tapi, perhatikan kelebihan produksi mucus.
Secara umum, tipe AB juga bisa mentoleransi padi-padian, bahkan gandum, tapi bagian inti gandum bisa menyebabkan tingginya kadar asam di otot-otot golongan darah AB. Jenis ini akan lebih diuntungkan dengan diet kaya nasi dibandingkan pasta.
Golongan darah AB mempunyai sistem kekebalan tubuh lemah. Jadi, ada baiknya jika mengkonsumsi sayur-sayuran yang kaya phytochemical dan buah-buahan bersifat alkali.
Makanan ini bisa menyeimbangkan padi-padian yang membentuk asam di otot-otot. Tomat juga tidak menimbulkan masalah pada jenis golongan darah ini.
Golongan darah AB sebaiknya memulai hari dengan minum segelas air hangat yang dipadukan dengan air perasan setengah jeruk lemon segar. Ini bisa membersihkan mucus yang terakumulasi selama tidur.
Referensi dari http://sehat-secara-alami.blogspot.com/2012/08/diet-khusus-untuk-golongan-darah-ab.html dan http://astaqauliyah.com/2012/02/daftar-makanan-untuk-diet-golongan-darah-ab/
 
Calon bu Bidan Mila... :)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Berbagi Cerita

Siang tadi....
Terkejut tau seseorang yang baru satu tahun ini aku mengenalnya...
Berlari menututiku, menanyakan bagaimana keadaanku....aku baru kali ini menjumpai orang yang seperti itu, begitu perhatian denganku.....padahal baru satu tahun ini aku mengenalnya,,bahkan belum. Ternyata banyak orang disekelilingku yang sangat perhatian padaku. senyum kecil mengembang di bibirku.
Belum lagi, aku juga bertemu dengan seseorang yang tak asing bagiku, beliau berkata tubuhku semakain kurus....mungkin gara-gara kejadian yang belum lama menimpaku :).
Sedangkan kekasihku tak begitu tau,,, entah kenapa dia seperti itu, tapi aku yakin didalam lubuk hatinya yang paling dalam menyimpan sejuta rasa perhatian bagiku.. ku harap seperti itu :) .
Minggu-minggu ini adalah minggu yang paling bahagia bagiku, meskipun tak ada orang-orang yang berharga dihidupku disampingku, tapi aku bahagia karena hatiku sangat berbunga-bunga. Aku rasa ini baru kebahagiaan yang sebenarnya,,hehehehe
Aku menyayangi semua orang yang ada dihidupku... aku hanya punya satu Tuhan, dua orang tua, saudara kandungku, satu kekasih untuk selamanya dan seorang sahabat yang selalu setia denganku. Aku nggak mau mereka jauh dari hidupku, aku selalu ingin mrekea tidak pernah kehilangan momen terpenting yang terjadi pada diriku. Yaaa...itu harapanku....
Mulai sekarang aku selalu memandang hal-hal yang disekitarku, ternyata banyak hal yang tidak aku sadarai, tapi kau tak ingin seorang pun memandang aku lemah dan merasa kasihan kepadaku.
Kesuksesanku masih panjang, aku ingin melukis sebanyak-banyaknya kesuksesan didalam hidupku..
Buat mereka yang nggak asyik sama aku, aku udah nggak ngurus lagi...aku cuek. Dan buat kalian yang sangat berharga dalam hidup aku, aku ingin kalian selalu ada menyertaiku.
Tujuan hidupku, ingin jadi BIDAN sukses, punya banyak uang, pergi ke POTLOT ketemu SLANK, pergi haji.. terus menikmati hari tua bersama suamiku yang kelak akan slalu mencintai dan menyayangiku. :))
hahahahaha...sungguh singkat hidup ini..dan aku slalu ingin menikmatinya dengan senyuman tanpa air mata.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Jurnal Kesehatan


HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG KESEHATAN
REPRODUKSI DENGAN PERILAKU SEKSUAL BERISIKO
PADA REMAJA DI SMK NEGERI 4 YOGYAKARTA

ABSTRACT

Everyone has experienced to be adolescence. At this period, it will experience a change process both biological and psychological. The change influenced by society, close friend and mass media. The level of this research is an level of result, related to physical prosperity, bouncing and contact social, not only face
from disease or weakness in all matter of related to health reproduce, function and
its process. Adolescent attitude in this research is an attitude which is done to avoid the sexual contagion. It is a disease which is resulted by free sexual that happened of adolescent. Therefore, sex education to adolescent how to take care the reproduction organ to be healthy. Venereal diseases have been recognized, but after found a new disease the term changed to be sexual of transmitted Disease (STD) or sexual sectional. This research is analytic descriptive with a cross sectional research. It means that the data are taken at the same time. This research is done on October 2000 in SMUN 1 Pleret Bantul. The population is
student of class III SMUN 1 Pleret Bantul amount 467 samples.
The conclusion from this research is :
1. the result of this research is counted by 68 % adolescent categorized as
sexactive.
2. there is no relation meaning between levels of reproduction health of
knowledge with the sexual contagion. From the statistical test with the level
of mistake is a 5 % (0,05) and P value is 0,673, so Ho is refused
3. there is no relation meaning between adolescent attitudes with the sexual
contagion, from the statistical test with the level of mistake is a 5 % (0,05)
and P value is 1000, so Ho is refused
Key Words : Reproduction health, risk sexual behavior
1 Yulian Endarto,S.KM, dosen Prodi Ilmu Kesehatan Masyarakat STIKES Surya Global Yogyakarta
2 Parmadi Sigit Purnomo, SE, MM, dosen Prodi Ilmu Kesehatan Masyarakat STIKES Surya Global
Yogyakarta

JURNAL KESEHATAN SURYA MEDIKA YOGYAKARTA
http://www.skripsistikes.wordpress.com
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Undang-Undang No.23 Tahun 1992 mendefinisikan bahwa kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
Sedangkan reproduksi menurut Koblinsky adalah kemampuan perempuan hidup dari masa adolescence/ perkawinan tergantung mana yang lebih dahulu, sampai dengan kematian, dengan pilihan reproduktif, harga diri dan proses persalinan yang sukses serta relatife bebas dari penyakit ginekologis dan risikonya. Menurut WHO, kesehatan reproduksi adalah kesehatan yang sempurna baik fisik, mental, sosial dan lingkungan serta bukan sematamata terbebas dari penyakit/kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya (Melyana, 2005). Dengan adanya pengertian kesehatan reproduksi menurut WHO dan Undang-Undang Kesehatan maka kita harus menjaga segala sesuatu yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya sehingga akan tercipta suatu perilaku seksual yang sehat.
Pemahaman masyarakat tentang seksualitas masih amat kurang sampai saat ini. Kurangnya pemahaman ini amat jelas yaitu dengan adanya berbagai ketidaktahuan yang ada di masyarakat tentang seksualitas yang seharusnya dipahaminya. Sebagian dari masyarakat masih amat percaya pada mitos – mitos yang merupakan salah satu pemahaman yang salah tentang seksual. Pemahaman tentang perilaku seksual remaja merupakan salah satu hal yang penting diketahui sebab masa remaja merupakan masa peralihan dari perilaku seksual anak – anak menjadi perilaku seksual dewasa. Menurut Pangkahila, kurangnya pemahaman tentang perilaku
seksual pada masa remaja amat merugikan bagi remaja itu sendiri termasuk keluarganya, sebab pada masa ini remaja mengalami perkembangan yang penting yaitu kognitif, emosi, sosial dan seksual.

JURNAL KESEHATAN SURYA MEDIKA YOGYAKARTA
http://www.skripsistikes.wordpress.com
Perkembangan ini akan berlangsung mulai sekitar 12 sampai 20 tahun. Kurangnya pemahaman tersebut disebabkan oleh berbagai faktor antara lain : adat istiadat, budaya, agama, dan kurangnya informasi dari sumber yang benar. Hal ini akan mengakibatkan berbagai dampak yang justru amat merugikan kelompok remaja dan keluarganya (Soetjiningsih, 2004). National Surveys of Family Growth pada tahun 1988 melaporkan bahwa 80% laki – laki dan 70% perempuan melakukan hubungan seksual selama masa pubertas dan 20% dari mereka mempunyai empat atau lebih pasangan. Ada sekitar 53% perempuan berumur antara 15 – 19 tahun melakukan hubungan seksual pada masa remaja, sedangkan jumlah laki – laki yang melakukan hubungan seksual sebanyak dua kali lipat daripada perempuan. Di Amerika Serikat setiap menit kelompok remaja melahirkan satu bayi dan 50 % dari mereka melahirkan anaknya dan sisanya tidak melanjutkan kehamilannya. Menurut Craig, kadang – kadang remaja menemui pertentangan dari orang tua yang dapat menimbulkan konflik, namun orang tua dalam melalui proses tersebut berusaha meminimalkan
konflik dan membantu anak remajanya untuk mengembangkan kebebasan berpikirnya dan kebebasan untuk mengatur dirinya sendiri. (Soetjiningsih, 2004).
Masturbasi atau onani merupakan salah satu aktivitas yang sering dilakukan oleh para remaja. Dari laporan penelitian yang dilaporkan oleh SIECUS ( Sex Information and Education Council of the United States )
menunjukkan bahwa 88% remaja laki – laki pada umur 16 tahun melakukan masturbasi dan remaja perempuan sebanyak 62%. Frekuensinya makin meningkat sampai pada masa sesudah pubertas. Mereka mempunyai daya tarik seksual terhadap lawan jenis yang sebaya. Masturbasi ini dilakukan
sendiri – sendiri dan juga dilakukan secara mutual dengan teman sebaya sejenis kelamin, tetapi sebagian dari mereka juga melakukan masturbasi secara mutual dengan pacar (Soetjiningsih, 2004).

JURNAL KESEHATAN SURYA MEDIKA YOGYAKARTA
http://www.skripsistikes.wordpress.com
Dari Survei Kesehatan Reproduksi Remaja Indonesia (SKRRI) yang dilakukan pada tahun 2002-2003 didapatkan 2,4% atau sekitar 511.336 orang dari 21.264.000 jumlah remaja berusia 15-19 tahun dan 8,6% atau sekitar 1.727.929 orang dari 20.092.200 remaja berusia 20-24 tahun yang belum menikah di Indonesia pernah melakukan hubungan seks pra nikah dan lebih banyak terjadi pada remaja di perkotaan (5,7%). Secara keseluruhan persentase laki-laki berusia 15-24 tahun belum menikah melakukan hubungan seks pra nikah lebih banyak dibandingkan wanita dengan usia yang sama. Menurut hasil Survei BKKBN LDFE UI pada tahun 2002 di Indonesia terjadi 2,4 kasus aborsi per tahun dan sekitar 21 % dilakukan oleh remaja (Widiastuti, 2005). Penelitian Puslit Ekologi Kesehatan, Badan Litbang Kesehatan, Depkes R.I tahun 1990 terhadap siswa-siswa di Yogyakarta menyebutkan bahwa faktor utama yang mempengaruhi remaja untuk melakukan senggama adalah : membaca buku porno dan menonton film biru / blue film adalah 49,2%. Motivasi utama melakukan senggama adalah suka sama suka (75,6%), kebutuhan biologis 14–18% dan merasa kurang taat pada nilai agama 20–26%. Pusat studi kriminologi Universitas Islam Indonesia di Yogyakarta menemukan 26,35 % dari 846 peristiwa pernikahan telah melakukan hubungan seksual sebelum menikah yang mana 50 % diantaranya menyebabkan kehamilan. Dari berbagai penelitian menunjukkan perilaku seksual pada remaja ini mempunyai korelasi dengan sikap remaja terhadap seksualitas (Soetjiningsih, 2004). Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan didapatkan data bahwa dari kelas 1,2 dan kelas 3 SMK Negeri 4 Yogyakarta memiliki remaja akhir (usia 15-20 tahun) 674 siswa, tergolong berperilaku baik akan tetapi ada beberapa remaja yang perilaku seksualnya dapat dikatakan buruk. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor yaitu status ekonomi yang rendah, pengetahuan tentang kesehatan reproduksi yang kurang, pengaruh penyebaran rangsangan seksual (pornografi) melalui

JURNAL KESEHATAN SURYA MEDIKA YOGYAKARTA
http://www.skripsistikes.wordpress.com
media massa seperti VCD, telpon genggam, internet dan lingkungan pergaulan yang buruk sehingga karakter remaja dibentuk oleh lingkungan sekitar.
II. METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada tanggal 4 September – 14 September 2006.Sedangkan tempat penelitiannya di SMK Negeri 4 Yogyakarta.
B. Populasi dan sample
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek peneliti (Arikunto, 2006). Populasi dalam penelitian ini adalah siswa sebanyak 1.510 di SMK Negeri 4 Yogyakarta. Dari jumlah populasi tersebut diperoleh sample sebanyak 257 siswa, dengan kriteria inklusi remaja yang berusia 14 – 24 tahun dan tercatat aktif sebagai siswa di SMK Negeri 4 Yogyakarta.
2. Sampel
Pengambilan sample dengan berstrata, proporsional dan acak (stratified proportional random sampling dari kelas 1 sebanyak 95 siswa, kelas 2 sebanyak 82 siswa dan kelas 3 sebanyak 80 siswa.
C. Teknik pengumpulan data
Pada penelitian ini pengumpulan data dilakukan dengan cara memberikan kuesioner pada responden. Pengumpulan data di SMK Negeri 4 Yogyakarta dengan meminta kesdiaan siswa untuk mengisi kuesioner.
D. Instrumen penelitian
Indtrumen penelitian yang dunakan dalam peneloitian ini adalah kuesioner tertutup yang disusun secara terstruktur yang berisi pertanyaan – pertannyaan yang harus diisi oleh responden. Kuesioner untuk mengukur

JURNAL KESEHATAN SURYA MEDIKA YOGYAKARTA
http://www.skripsistikes.wordpress.com
pengetahuan yang berhubungan dengan perilaku tentang kesehatan reproduksi.
E. Pengolahan dan Analisa data
Langkah-langkah dalam analisis data meliputi :
1. Editing : mengedit kuesioner yang telah diteliti.
2. Coding : memberi kode tertentu untuk setiap pertanyaan.
3. Tabulating : data nilai dikumpulkan dan dikelompokkan secara teliti dan
teratur ke dalam tabel.
4. Analiting : pengolahan data dengan menggunakan program SPSS.
III. HASIL PENELITIAN
A. Karakteristik Responden
Jumlah responden dalam penelitian ini adalah 90 remaja akhir (usia 15-20 tahun) yang berdomisili di wilayah Kelurahan Keparakan Yogyakarta serta masuk dalam kriteria menjadi responden. Karakteristik responden pada penelitian ini meliputi : jenis kelamin, pendidikan, dan pekerjaan orang tua responden, yang ditampilkan dalam tabel berikut ini :
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Responden di Wilayah Kelurahan Keparakan Yogyakarta bulan Februari 2007 Jenis Kelamin Frekuensi (n) Persentase (%)
Laki-laki Perempuan 33 224 13 87 Total 257 100
Berdasarkan tabel 1 tersebut, dapat diketahui bahwa paling sedikit responden dalam penelitian ini adalah la-– laki yaitu sebanyak 33

JURNAL KESEHATAN SURYA MEDIKA YOGYAKARTA
http://www.skripsistikes.wordpress.com
responden (13 %). Hal ini menunjukkan bahwa sedikit sekali responden mempunyai karakter yang lebih mudah terangsang dan tertarik pada persoalan seksualitas, dan secara tidak langsung mendorongnya untuk
lebih permissive dalam berperilaku seksual.
B. Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Seksual Remaja
1. Pengetahuan Tentang Kesehatan Reproduksi
Dari analisis data untuk tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi didapatkan skor minimum 5 dan skor maksimumnya 34. Berdasarkan hasil tersebut maka pengetahuan remaja dikategorikan menjadi tiga jenjang, yaitu tingkat pengetahuan kurang, cukup dan baik. Pengetahuan baik = 76-100 %, cukup = 56-75 % dan kurang <56 %. Dengan batasan tersebut maka hasil pengukuran tingkat pengetahuan meliputi pengetahuan baik adalah yang terbesar yaitu sebanyak 134 responden (52 %), pengetahuan kurang adalah yang terkecil yaitu sebanyak 23 responden (9 %) dan pengetahuan cukup sejumlah 35 responden (39 %).
2. Perilaku Seksual
Distribusi perilaku seksual ditentukan oleh jumlah skor dari setiap item pertanyaan yang telah ditentukan sebelumnya. Dari hasil analisis data dapat dikemukakan skor minimum = 0 dan skor maksimum = 7. Berdasarkan hasil tersebut maka perilaku seksual remaja dikategorikan menjadi tiga jenjang yaitu perilaku kurang baik, cukup baik, dan baik. Perilaku baik = 76-100 %, cukup 56-75 % dan kurang <56 %. Dengan batasan tersebut maka hasil pengukuran perilaku seksual remaja di SMK Negeri 4 Yogyakarta adalah sebagian besar remajanya berperilaku seksual baik yaitu sebanyak 164 responden (64 %), yang berperilaku kurang baik sebanyak 67 responden (26 %), dan yang berperilaku cukup baik sebanyak 26 responden (10 %). Ini berarti bahwa rata-rata responden penelitian memiliki perilaku seksual yang baik. 

JURNAL KESEHATAN SURYA MEDIKA YOGYAKARTA
http://www.skripsistikes.wordpress.com
adanya pengetahuan yang baik khususnya tentang kesehatan reproduksi dan penyebaran rangsangan seksual di daerah penelitian masih tergolong sedang, serta sudah ada kegiatan Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR) di Wilayah Kelurahan Keparakan sehingga remaja di daerah tersebut rata-rata memiliki perilaku seksual yang baik. Data mengenai distribusi frekuensi perilaku seksual responden dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Perilaku Seksual Remaja di SMK Negeri 4 Yogyakarta Kategori Perilaku Seksual Frekuensi (n) Persentase (%) Kurang 26 10 Cukup 67 26 Baik 164 64 Total 257 100
C. Hasil Analisis Regresi Sederhana Pengetahuan Kesehatan
Reproduksi Mempengaruhi Perilaku Seksual Remaja Berdasarkan pengujian regresi sederhana pada tabel 10, menunjukkan hasil bahwa nilai thitung > ttabel (2,699 > 2,000) sehingga Ho ditolak atau Ha diterima. Jadi ada pengaruh antara faktor pengetahuan tentang kesehatan reproduksi terhadap perilaku seksual. Nilai R square (R2 ) sebesar 0,076, hal ini berarti bahwa 7,6 % dari perilaku seksual remaja bisa dijelaskan oleh variabel pengetahuan tentang kesehatan reproduksi, sedangkan 92,4 % sisanya dijelaskan oleh variabel di luar model. Hasil pengujian tersebut jug didukung dengan nilai probabilitas (Sig.) = 0,008 lebih kecil daripada tingkat signifikansi yang telah ditentukan, yaitu  = 0,05. Nilai probabilitas (Sig.) = 0,008 berarti Ha diterima atau ada pengaruh antara faktor pengetahuan tentang kesehatan reproduksi terhadap perilaku seksual remaja.

JURNAL KESEHATAN SURYA MEDIKA YOGYAKARTA
http://www.skripsistikes.wordpress.com
Tabel 3. Pengujian Regresi Sederhana antara Faktor Pengetahuan Kesehatan Reproduksi terhadap Perilaku Seksual Remaja di SMK Negeri 4 Yogyakarta Variabel B Nilai t Signifikansi R square Faktor pengetahuan
kesehatan reproduksi 0,097 2,699 0,008 0,076 Sumber : hasil analisis data primer Sebagian besar responden dalam penelitian ini memiliki pengetahuan tentang kesehatan reproduksi yang tergolong baik yaitu sebanyak 47 responden (52,2 %). Seperti diungkapkan oleh Handayani (2001) dalam penelitiannya, bahwa adanya pengetahuan tentang manfaat sesuatu hal dapat mempengaruhi niat untuk ikut dalam suatu kegiatan. Sehingga semakin baik pengetahuan responden tentang kesehatan reproduksi maka akan semakin baik pula perilaku seksualnya. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Ancok bahwa antara pengetahuan dan perilaku sangat berkaitan erat. Pengetahuan akan segi manfaat dan akibat buruk sesuatu hal akan membentuk sikap, kemudian dari sikap itu akan muncul niat. Niat yang selanjutnya akan menentukan apakah kegiatan akan dilakukan atau tidak. Sehingga semakin baik pengetahuan tentang kesehatan reproduksi maka semakin baik perilaku seksualnya (Anggraeni, 2003). Pengetahuan merupakan hasil tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yaitu indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Dan diperkuat oleh teori Green bahwa pengetahuan merupakan faktor predisposisi yang menentukan terbentuknya perilaku seseorang. Pengetahuan merupakan
domain yang sangat penting dalam membentuk perilaku seseorang. 

JURNAL KESEHATAN SURYA MEDIKA YOGYAKARTA
http://www.skripsistikes.wordpress.com
pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. (Notoadmodjo, 2003).
IV. KESIMPULAN
Dari penelitian ini dapat diambil kesimpulan remaja akhir (usia 15 – 20 tahun) di SMK Negeri 4 Yogyakarta rata-rata mempunyai pengetahuan tentang kesehatan reproduksi yang baik. Faktor pengetahuan tentang
kesehatan reproduksi memberikan pengaruh terhadap perilaku seksual remaja di SMK Negeri 4 Yogyakarta.

JURNAL KESEHATAN SURYA MEDIKA YOGYAKARTA
http://www.skripsistikes.wordpress.com
DAFTAR PUSTAKA
Ali, M. dan Asrori, M. (2004) Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik.
Jakarta : PT Bumi Aksara
Arikunto, S. (2005) Manajemen Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta
Arikunto, S. (2006) Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta :
Rineka Cipta
Azwar, S. (2004) Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Bawono, Anton (2006) Multivariate Analysis dengan SPSS. Jawa Tengah :
STAIN Salatiga Press
Dariyo, A. (2004) Psikologi Perkembangan Remaja. Bandung : Ghalia
Indonesia
Dianawati, A. (2004) Psikologi Seks untuk Remaja. Jakarta : Kawan Pustaka
Effendy, N. (1998) Dasar-dasar Keperawatan Masyarakat. Jakarta : EGC
Evelyn, C. (2002) Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta : PT
Gramedia
Handajani, Y. S. (2001) Kehidupan Seksual Remaja Di Daerah Kumuh
Perkotaan Jakarta. Majalah Kesehatan Perkotaan No. 2 : 33-44
Muliani (2002) Pengaruh Penyuluhan terhadap Peningkatan Pengetahuan
Remaja tentang Seks Bebas. Skripsi tidak dipiblikasikan, Fakultas
Kedokteran, UGM : Yogykarta
Niken (2005) Pengetahuan dan Sikap Remaja tentang Pornografi pada
Siswa-siswi di SMK Negeri 9 Surakarta. Karya Tulis Ilmiah. Yogyakarta :
UGM
Notoatmodjo, S. (1993) Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku
Kesehatan. Yogyakarta : Andi Offset.
Notoatmodjo, S. (2003) Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka
Cipta
a
JURNAL KESEHATAN SURYA MEDIKA YOGYAKARTA
http://www.skripsistikes.wordpress.com
Notoatmodjo, S. (2002) Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka
Cipta
Nursalam (2003) Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba
Medika
Pratiwi (2004) Pendidikan Seks untuk Remaja. Yogyakarta : Tugu Publisher
Purba (2005) Persepsi Remaja terhadap Hubungan Seksual Bebas di SLTP K
Immanuel Pontianak. Skripsi. Yogyakarta : UGM
Riwidikdo, H. (2006) Statistik Kesehatan. Yogyakarta : Mitra Cendikia Press
Sarwono (2003) Psikologi Remaja. Edisi Revisi. Rajawali Pers
Sarwono (2004) Psikologi Remaja. Jakarta : Raja Grafindo Persada
Soetjiningsih (2004) Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya.
Jakarta : Sagung Seto
Sugiyono (2005) Metode Penelitian Administrasi. Bandung : Alfabeta
Sugiyono (2006) Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta
Surjadi, C. (2002) Pelayanan Kesehatan Bagi Remaja Tantangan Bagi
Lulusan Fakultas Kedokteran di Indonesia. Majalah. Kedokt. Atma Jaya
I : 25-36

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

ILMU KEBIDANAN OBSTETRI


ILMU KEBIDANAN OBSTETRI


Obstetri merupakan cabang ilmu kedokteran yang berhubungan dengan persalinan, hal-hal yang mendahuluinya dan gejala-gejala sisanya (Oxford English Dictionary, 1933).

Obstetri terutama membahas tentang fenomena dan penatalaksanaan kehamilan, persalinan puerperium baik pada keadaan normal maupun abnormal. Nama lain obstetri adalah mid wifery.

Tujuan obstetri yaitu agar supaya setiap kehamilan yang diharapkan dan berpuncak pada ibu dan bayi yang sehat. Juga berusaha keras mengecilkan jumlah kematian wanita dan bayi sebagai akibat proses reproduksi atau jumlah kecacatan fisik, intelektual dan emosional yang diakibatkannya.

Statistik Vital Obstetri

Statistik vital obstetri meliputi:
1. Kelahiran
2. Angka kelahiran
3. Angka fertilitas
4. Kelahiran hidup
5. Lahir mati (still birth)
6. Kematian neonatal 
7. Angka lahir mati
8. Angka kematian janin (sama dengan angka lahir mati)
9. Angka kematian neonatal
10. Angka kematian perinatal
11. Berat badan lahir rendah
12. Bayi cukup bulan (term infant)
13. Bayi kurang bulan (prematur)
14. Bayi lewat bulan (post term)
15. Abortus
16. Kematian ibu langsung (direct maternal death)
17. Kematian ibu tak langsung (indirect maternal death)
18. Kematian non maternal
19. Angka kematian ibu atau mortalitas ibu (maternal death rate atau maternal
mortality).

Kelahiran

Kelahiran adalah ekspulsi atau ekstraksi lengkap seorang janin dari ibu tanpa memperhatikan apakah tali pusatnya telah terpotong atau plasentanya masih berhubungan. Berat badan lahir adalah sama atau lebih 500 gram, panjang badan lahir adalah sama atau lebih 25 cm, dan usia kehamilan sama atau lebih 20 minggu.


Angka Kelahiran

Angka kelahiran adalah jumlah kelahiran per 1000 penduduk.

Angka Fertilitas

Angka fertilitas adalah jumlah kelahiran hidup per 1000 populasi wanita usia 15-44 tahun.

Kelahiran Hidup

Tanda utama kelahiran hidup adalah neonatus dapat bernapas. Tanda-tanda kehidupan lainnya meliputi denyut jantung dan gerakan spontan yang jelas dari otot volunter.

Lahir Mati (Still Birth)

Lahir mati ditandai oleh tidak ada satupun tanda-tanda kehidupan pada saat atau setelah kelahiran.

Kematian Neonatal

Kematian neonatal terdiri atas kematian neonatal dini dan kematian neonatal lanjut. Kematian neonatal dini adalah kematian seorang bayi yang dilahirkan hidup dalam 7 hari setelah kelahiran. Kematian neonatal lanjut adalah kematian seorang bayi yang dilahirkan hidup lebih 7 hari sampai kurang 29 hari.

Angka Lahir Mati

Angka lahir mati adalah jumlah bayi yang dilahirkan mati per 1000 bayi yang lahir.

Angka Kematian Neonatal

Angka kematian neonatal adalah jumlah kematian neonatal per 1000 kelahiran hidup.

Angka Kematian Perinatal

Angka kematian perinatal adalah jumlah bayi lahir mati ditambah kematian neonatal per 1000 kelahiran total.

Berat Badan Lahir Rendah

Berat badan lahir rendah adalah berat badan lahir kurang 2500 gram.

Bayi Cukup Bulan

Bayi cukup bulan adalah bayi yang dilahirkan dengan usia kehamilan 37-42 minggu atau 260-294 hari.

Bayi Kurang Bulan (Prematur)

Bayi kurang bulan adalah bayi yang dilahirkan dengan usia kehamilan kurang 37 minggu.

Bayi Lewat Bulan

Bayi lewat bulan adalah bayi yang dilahirkan dengan usia kehamilan lebih 42 minggu.

Abortus

Abortus adalah pengambilan atau pengeluaran janin atau embrio dari uterus selama paruh pertama masa kehamilan (20 minggu atau kurang) atau berat badan lahir kurang 500 gram atau panjang badan lahir 25 cm atau kurang.

Kematian Ibu Langsung

Kematian ibu langsung disebabkan komplikasi obstetri dari kehamilan, persalinan atau puerperium dan akibat intervensi, kelahiran, dan terapi tidak tepat.

Kematian Ibu Tak Langsung

Kematian ibu tak langsung disebabkan oleh penyakit yang timbul selama kehamilan, persalinan atau puerperium dan diperberat oleh adaptasi fisiologis ibu terhadap kehamilan. Misalnya kematian ibu karena komplikasi stenosis mitral.

Kematian Non Maternal

Kematian non maternal disebabkan oleh kecelakaan atau faktor kebetulan yang sama sekali tidak berhubungan dengan kehamilan.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS